Tuti Hisap Kontolku

Pengalaman ini terjadi waktu saya menjadi wakil manajer teknik di suatu pabrik perakitan barang elektronik. Seperti biasanya hari Sabtu adalah hari libur akan tetapi ada sebagian karyawan yang datang untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa. Seperti biasanya setiap hari Sabtu saya bertemu dengan Tuti sekretaris manajer saya yang belakangan saya tahu bahwa dia sudah menjanda selama 2 tahun dan beranak satu. Bodinya bagus dan buah dadanya sedang. “Hai Tut, kok setiap hari Sabtu kamu dateng, bukannya jalan-jalan”, kata saya. “Wah sama dengan bapak pasti iseng nggak ada kerjaan di rumah ya?” sambil melirik dan terbuka deh belahan dada bajunya dengan BH warna hitam.

“Gimana kalau kita jalan-jalan nanti malam kamu ijin sama kakak kamu nanti saya jemput di depan pabrik.” Sesuai rencana kami bertemu dan langsung saya menuju Ancol. Sampai di sana mobil saya parkir di pinggir pantai. Bicara ngalor ngidul akhirnya dia berterus terang bahwa sudah menjanda 2 tahun sekarang usianya 30 tahun sedang saya sendiri waktu itu 27 tahun.
“Kamu sudah punya pacar belum Dy?” saya bilang belum punya dan belum pernah pacaran. “Wah usia sebaya kamu belum pernah pacaran kalau kepingin gimana tuh saya saja yang sudah pernah selalu rutin dikeluarin”, katanya. “Apanya yang dikeluarin Tut?” kata saya. “Iya air maninya supaya nggak stress, biasanya saat lihat buku porno sambil saya onani, kamu pernah onani nggak Dy” kata Tuti. “Ooh kalau itu sering, tapi…”

Ah, tanpa diduga dia sudah menyerah melumat bibir saya dan ah ketahuan deh dia pegang batangan saya yang memang sudah dari tadi berdiri tegak menahan gejolak. Kami dengan sigap pindah kebelakang dan dia membuka kancing baju dan membuka BH yang modelnya dengan kancing di depan dengan bernafsu ditariknya kepala saya ke arah buah dadanya.
“Aduh tut saya… ahh Tuti.” desah saya. “Cepat Dy hisap putingnya say… ah tidak tahan lagi.”

Belum sempat saya hisap dia sudah dengan cepatnya mengulum batang dan menjilati biji kemaluan saya, “Ah Tut baru kali ini penis saya dihisap perempuan ahh pelang-pelan sayang ahh…”
“Penis kamu besar sekali dan ah berurat lagi seperti kawat baja ahh.”
“Gue nggak tahan di mari kita ke motel.”

Sampai di motel dia langsung menghisap barang saya yang sudah besar dan tegang sambil kedua tangannya menggoyang bola-bola kenikmatan di bawahnya. “Aduh Dy ayo masukin deh gue nggak tahan nih sudah 2 tahun nggak kena batang yang segede gini ahh.”
Tanpa terasa saya sudah menunggangi Tuti dan “Ahh Dy gue keluaarr aahh”, dia tekan pantatnya kuat-kuat dan ah dia tahu saya belum keluar, di kocokin batang saya sambil menghisap ujung penis saya dan, “Aahh creett…”, dihisapnya mani saya sampai habis dan “Aahh ayo Tuut hisap ahh”, kejadian ini berulang kali sampai akhirnya kakaknya curiga dan kami tidak dapat pergi lagi akhirnya kita bermain di ruang kerja di kantor.