BONUS NEW MEMBER..
100% HANYA DI METALBET.NET

Minggu, 26 April 2015

memek Bu siska ibu angkatku..Kuentotin

Aku memasuki sebuah gedung pencakar langit, mungkin yang tertinggi di Jakarta. Aku sampai juga di kantor ibu yang ada di lantai 28 gedung itu. Seorang petugas keamanan rupanya sudah dipesan untuk mengantarku dari loby ke ruangannya yang luas. Masih dengan seragam sekolah lengkap dengan tas pundak penuh buku, aku masuk dengan perasaan yang masih bertanya-tanya, apa yang akan dikatakan ibu angkatku ini.

Pintu ditutup perlahan dan dengan penuh hormat, satpam perusahaan tadi pamit melangkah keluar ruangan ibu. Tinggal aku dan dia di dalam ruangannya.
Duduk dulu Bud, ibu ke toilet sebentar,  katanya menyambutku dengan nada datar sambil berlalu membuka pintu kamar mandi yang ada disana. Tinggal aku yang masih termenung menebak-nebak apa yang akan dibicarakan ibu denganku. Namun hanya 5 menit kemudian ibu sudah keluar dari kamar mandinya, dengan senyuman yang penuh misteri ia langsung duduk disampingku, memeluk, hal yang sangat biasa ia lakukan terhadap satu-satunya anak angkat pria yang ia miliki ini.
sebenarnya ini bukan kehendak ibu untuk membicarakannya, tapi sebagai orang tua, ibu merasa tertuntut untuk mengjak kamu musyawarah,  itu kata pembuka dari ibu setelah mendaratkan ciuman hangat di pipi kananku.
dan karena kedekatan kalian, ibu merasa tak ada orang lain yang lebih berhak untuk diajak bicara tentang Rani selain kamu, sebab kamulah orang yang paling dia sayangi saat ini,  lanjut ibu. Tangan kanannya masih merangkul pundakku. Sebuah cara yang selama ini yang menunjukkan bahwa aku adalah anak lelaki kesayangannya.
jadi ini tentang Rani, Bu  Tapi kenapa ibu bilang ini rahasia kita berdua  Saya bingung,  jawabku sambil menundukkan kepala kearah dada ibu.
ini memang pendapat ibu sendiri yang ibu pikir tak boleh diketahui oleh Rani, dan ibu melakukannya karena ibu tahu kalau Rani sendiri takkan sanggup mengatakannya kepada kamu,
tentang apa sih bu   aku tambah tak mengerti. Giliran aku memeluk pinggul ibu. Kami jadi berdekapan.
ini tentang pendidikan Rani, sejak SMP dulu, dia ingin sekali melanjutkan pendidikannya di luar negeri   ,
Haaah !!!  aku terhenyak kaget. Tapi ibu yang mempererat pelukannya, kini malah membelai lembut kepalaku yang bersandar di dadanya.
Reaksi kamu itulah yang ditakutkan oleh Rani, dia sangat sayang sama kamu tapi kamu kan tahu juga kalau dia itu orangnya sangat haus ilmu, kalian punya kemiripan. Sama-sama haus ilmu, sama-sama anak pintar dan itu membahagiakan ibu,
jadi Rani takut mengatakan ini kepada saya langsung, bu  Kenapa
Rani takut mengecewakan kamu dan ibu,
apa hubungannya bu  Bukankah saya akan selalu menemaninya kemanapun   aku memotong sebelum ibu melanjutkan.
Ia ibu tahu itu, tapi Rani juga memikirkan ibu yang akan ditinggal sendiri disini, dia sangat memikirkan keadaan ibu disini sehingga merasa kasihan kalau harus meninggalkan ibu sendiri disini,
ah saya baru mengerti bu, jadi Rani takut ibu kesepian tidak ada yang menemani disini kalau saya juga ikut ke luar negeri, tapi .hmmmm, gimana ya  Sulit juga masalahnya, saya juga tidak tega kalau harus membiarkan ibu sendiri disini, saya merasa wajib menjaga ibu .,
terimakasih sayang, itulah masalahnya, ibu pasti kesepian jika ditinggal sendiri, tapi ibu juga tidak boleh menghalangi niat anak-anak ibu untuk mendapatkan pendidikan yang kalian inginkan. Jadi ibu bingung  , ibu sangat menyayangi kalian, ibu pikir tak akan sanggup jauh dari kalian,  kembali ibu mencium pipiku.
jadi bagaimana solusinya Bu  Saya rasa Rani juga berpikiran sama dengan ibu, dia pasti tidak mau meninggalkan ibu sendiri disini,
tapi Rani juga sangat sayang pada kamu ..dan dia pasti sedih kalau mmmmm,
kalau apa bu  Kalau kami berpisah   aku tahu arahnya meski ibu canggung sekali mengatakannya.
itu juga masalah, Bud. Kalian sudah sangat dekat, Rani sepertinya takut kalau kalian jauh, kamu akan    ibu tak melanjutkan. Canggung lagi rupanya, karena jelas itu adalah tuduhan untukku. Aku juga termenung sesaat memikirkan hal itu. Bagaimana tidak, aku dan Rani sudah layaknya suami istri, bagaimana hari-hariku tanpa Rani  Apa iya aku bisa tahan rasa kangenku pada  istriku  itu  Apa iya aku sanggup hanya membaca emailnya saja  Dan apa iya aku sanggup menahan rasa ingin melakukan  ritual rutin  kami  Ah aku bingung juga! Sepertinya ibu membaca pikiranku.
yang paling ibu takutkan adalah kalau hal ini sampai merusak hubungan pribadi kalian, bud. Ibu tidak mau itu terjadi, ibu sangat berharap hubungan kalian ini bisa dipertahankan ..,  berhenti lagi. Ibu yang sekarang menaikkan kepalaku dari dadanya, dengan telapak tangannya yang lembut ia mendongakkan wajahku kearahnya seolah meyakinkan aku untuk secara tegas menjawab pertanyaannya. Akupun semakin mengeratkan pelukanku di pinggang ibu. Sesaat kami saling diam sambil menatap, dengan pandangan penuh misteri. Aku yang kemudian memindahkan pelukan tanganku ke pundak ibu. Kepalaku bersandar di pangkal lehernya, menghindari tatapan ibu.
Ayo, sayang, putuskan sekarang. Apakah kamu mau meninggalkan ibu untuk menemani istrimu  Atau kamu nggak tega meninggalkan ibu dan memilih menemani ibu dan melanjutkan kuliah disini
siapa yang akan menjaga Rani disana Bu
kan ada Rina, daftarnya juga di Universitas yang sama ..,
Ooo, begitu .  Aku terdiam lagi. Membayangkan  istriku  yang kurang dua minggu lagi akan meninggalkanku.
saya yang takut kehilangan Rani, Bu. Saya memang tidak bisa melupakan Rani, tapi apa iya Rani juga begitu
sebenarnya pertanyaan itu juga yang ada dalam benak Rani, kalian memang saling menyayangi, Rani juga takut kehilangan kamu, dia takut kamu berpaling dari dia,
ah nggak ada alasan ..,  kataku keluar setengah bergumam sambil mencium pipi kanannya.
ih anak ibu, kamu tuh nggak PD banget sih  Liat tuh di cermin, hmm cakep kan  Perempuan mana sih yang nggak mau sama kamu   ibu mencubit kedua pipiku dan mengarahkan wajahku kearah cermin lebar di salahsatu dinding ruangan.
iih ibu, bikin GR aja .,  aku berpaling kearahnya dan mencubit, bukan di lengannya seperti kebiasaanku kalau bercanda. Tapi di pantatnya, cukup keras karena aku gemas juga.
auuuu .sakit sayang!!  ibu menjerit, menatapku lucu sambil memonyongkan bibirnya,
hehehe .ibu cantik deh kalau monyong begitu,  candaku.
Tangan ibu meraih remote control audio dari atas meja kerjanya. Menyalakan audio ruangan itu, dan jadilah kami berdansa pelan diiringi beberapa symphony bethoven & mozart yang romantis. Aku memeluk pinggulnya dan ibu mendekap erat dadaku keatas sehingga otomatis dada besarnya tersaji sedikit dibawah daguku. Bu Siska memang lebih tinggi 3-4cm dari aku. Entah karena romantisnya dansa kami atau gerakan ibu yang kadang menggoyang dadanya itu, penisku yang sedari tadi tidur itu mulai beranjak bangun dan mengeras hingga menimbulkan cembungan yang rupanya dirasakan juga oleh Bu Siska. Tapi ia diam saja, saat aku membuka mata malah kulihat ia terpejam seperti menikmati suasana itu. Pinggulnya justru semakin sengaja digerakkan menggesek cembungan ditengah selangkanganku itu.
Aku bingung harus bagaimana, apalagi aku adalah tipe pria yang cepat sekali terangsang. Biasanya kejadian semacam ini hanya berlangsung sesaat saja dan ibu biasanya langsung mengelak kalau menyadari aku mulai terangsang. Tapi inikali berbeda, ibu malah semakin membiarkan dadanya menggencet ketat di dadaku. Adakah ini berarti Bu Siska juga sedang birahi  Sudah beberapa bulan hampir setahun setahuku ibu tak mendapat sentuhan lelaki.
Ditengah batinku bertanya-tanya tentang keanehan itu, tiba-tiba ibu membuka matanya. Lalu entah apa yang menggerakkan wajah itu mendekat ke arah bibirku. Aku masih penasaran dan bingung, kukecup pipi kirinya, namun wajahnya seakan mengarahkan gerak yang lebih sensual dari biasanya, telapak tangannya kini mendekap kedua pipiku.
Aku terdiam, memejam, dan hanya sesaat setelah itu kurasakan sebuah kelembutan menyentuh bibirku, aku pasrah saja tak berani menolak, tapi tak hanya sampai disana. Sekujur badanku merinding merasakan gejolak aura lidahnya yang berusaha memasuki rongga mulutku, bibirnya menjepit bibirku. Aku biarkan saja ketika bibir itu kini berhasil menjepit dan menyedot lidahku. Pikiranku masih berkecamuk antara percaya atau tidak terhadap apa yang kami lakukan saat ini. Bu Siska sudah mulai mendesah, terdengar nafasnya mulai memburu. Dekapan tangannya di kepalaku sudah terlepas, entah kapan dan aku tak menyadari ketika membuka mataku, belahan jas kerja Bu Siska ternyata sudah terbuka, sebelah tangannya menuntun tanganku kearah gundukan payudara berlapis BH putih berenda yang ukurannya my God, diatas rata-rata!
Bu ..mmm,  aku mencoba bicara namun secepat itu pula ia kembali menyumbat mulutku dengan sebuah ciuman. Dan lebih ganas dari sebelumnya, Bu Siska sudah tidak lagi menahan desahannya. Kali ini ikat pinggangku ia lepaskan, lalu zipper celana sekolah itu dan tasss .celana abu SMA itu melorot sampai setengah paha.
Ibu .please .,  aku kembali bicara. Tapi tanganku malah memberi remasan lembut pada buah dadanya.
terussskan sayang aaauuuffffhhh ..,  hanya itu yang terdengar dari desahannya yang semakin keras saja.
Aku jadi tak berani lagi bicara, kubiarkan ibu bertambah liar dengan melukar pakaianku. Dan kalaupun aku mampu menolak, hal itu tidak akan aku lakukan. Karena beberapa saat kemudian otakku mulai dikuasai oleh egoisme birahi yang seakan bersorak;  Ayo, Bud, setubuhi perempuan cantik didepanmu!!! Bukankah selera seksualmu lebih besar pada wanita paruhbaya seperti ini     Dan kapan lagi kamu akan membalas jasa Bu Siska yang telah memberimu kehidupan mewah seperti ini
Petanyaan-pertanyaan tadi seperti menuntun tanganku untuk lebih jauh menuruti nafsu Bu Siska yang sudah pasti tidak dapat lagi dibendung. Dan seperti mencari pembenaran atas kejadian itu, batinku yang lain menjawab;  sudah lah, Bud. Nikmati saja. Bukankah kamu juga tak kalah sayang pada Bu Siska  Kamu juga mencintainya kan  Lupakan sejenak istrimu itu, dua lebih baik daripada satu dan yang ini adalah kunci masa depanmu!!!  Aku tak mampu lagi berpikir logis, segala bayangan tentang Rani hilang entah kemana, yang ada kini adalah kemolekan tubuh calon mertuaku, ibu angkatku yang mungkin juga akan segera jadi kekasih gelapku!!!
Pakaianku terlepas sudah seluruhnya, entah kapan Bu Siska mempretelinya dari tubuhku. Aku telanjang dan terduduk di sofa panjang ruang kerja yang luas itu. Kupejamkan mata, tak berani melihat Bu Siska yang baru saja beranjak dari mengunci pintu ruang kerjanya. Dan bak penari striptease, dari arah pintu ia berjalan sambil melepaskan satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya. Uhhfff .kini aku yang terbelalak, sebelum melepaskan roknya, Bu Siska sudah melepas celana dalam putih, dan sesampainya didepanku dengan sekali langkah tubuh montok dan sedikit gemuk itu terpampang jelas di depanku. Ia berjongkok tepat dihadapan tempat aku duduk, lalu kembali memeluk. Kali ini aku yang menyambut dengan ciuman penuh kerinduan. Kunikmati bibir Bu Siska yang terus mendesah. Tanganku meraba dan sesekali meremas bongkahan payudara besarnya. Memilin putingnya bergiliran, lalu mencium dan menjilati lehernya.
aaauuuuhhh  sssssshhhhh aaaahhhh .hmmmmm oooohhhh..terussss saaayaang..ohhhh,  hanya desahan itu yang bisa diucapkannya. Tangan kiri Bu Siska meraih batang kemaluanku dan meremas lembut.
ooooohhhh  ..Bu ..ssshhhh aaaauuhhhh,  desahanku juga mulai keras. Dan kami semakin liar. Kutarik tubuh ibu ke sofa. Ia berbaring sambil tersenyum, sepertinya mengundang aku untuk segera memuaskan dahaga asmara yang sesungguhnya terlarang itu. Baiklah, ibu angkat, aku bertekat akan membuatnya berteriak-teriak dan memohon supaya aku segera dan lagi dan lagi menyetubuhinya, akan kubuat calon mertuaku ini mengemis untuk dipuasi oleh calon menantu sekaligus anak angkatnya ini!!! Akan kusetubuhi engkau dengan keras !!!! Dan sekarang terimalah birahi anak angkatmu ini!!! Bersiaplah untuk menampung cairan sperma yang biasanya hanya ditampung oleh anakmu!!!
Ayo sayang, kemari, sentuhlah ibu, ibu mau sayang ayooouuuhhh .,  kali ini ibu memohon agar aku segera menindihnya. Tapi nanti dulu, bukankah ibu mau dipuaskan lebih dari apa yang saya berikan pada anakmu
Aku meraba pangkal paha Bu Siska, sudah basah dan becek disana, kasihan ibuku ini, mungkin delapan bulan ini pemenuhan birahi tak sebanding dengan produksi sel telurnya. Aku merunduk disitu dan dengan buas langsung membuka pahanya, menjulurkan lidahku dan menjilat permukaaan vagina yang berbulu sangat lebat itu.
Oooowwwhhhhh ..yessss ..sayaaangggg .aaaahhhh .ss hhhhhhhh,
Jari-jariku sibuk mengucel-ucel bibir kemaluannya, lidahku terus menusuk-nusuk dan membelai dinding kemaluan wanita paruhbaya yang ternyata tak kalah menariknya dengan istriku itu. Sesekali bibirku menggigit pinggiran bibir kemaluannya yang cembung dan gemuk, memberikannya sensasi kebuasan birahi anak angkatnya yang polos ini.
aaaauuuuwww  .uuuoooooooohhhh geliiiiiiii  sssshhhh naaakaaallll .kamu sayang  aaaaaaahhhhhhh   ,  jeritnya saat aku menggigit biji klitorisnya yang membengkak karena rangsangan hebat itu. Aku tak peduli lagi pada teriakan histerisnya, aku yakin dinding ruangan itu sedemikian tebalnya sehingga kalaupun ada yang menembakkan pistol disini pasti akan terdengar sayup-sayup saja.
oooooohhh .yeeesshhhhh gigit sayang oooohhh gigit lagi yyyyaaaahhh ..,  ia malah minta aku meneruskan mengulum biji clitorisnya. Aku asik saja, cairan yang terus semakin deras mengalir dari liang vaginanya habis kusedot dan kuminum. Seperti daerah vagina milik Rani, kemaluan Bu Siska juga tampak sangat terawat. Tak tampak noda kotor setitikpun pada bagian itu. Hanya saja baru kali ini aku mengetahui bahwa ternyata lebatnya bulu kemaluan Bu Siska membuat penialainku pada bentuk vaginanya lebih baik dari milik istriku itu.
Ayo sayang, setubuhi ibu sekarang, hooooouuuhhh .ibu sudah ngga tahaan .,  pintanya memelas. Aku menuruti meskipun biasanya kalau aku melakukannya dengan Rani, tentu aku minta di-karaoke dulu sebagai imbalan aku menjilati vaginanya. Tapi kali ini aku canggung untuk meminta, karena dalam keadaan begini aku masih menaruh rasa hormat pada ibu angkatku itu.
Kuambil posisi diatasnya, Bu Siska mengangkang, sebelah kakinya menjutai jatuh, sebelah lagi dinaikkan ke sandaran sofa. Kemaluanku memang sudah keras sejak tadi, kini sudah menempel dan siap masuk dan mengoyak bibir vagina Bu Siska. Telapak tanganku memegang kedua buah dada besar itu dan seketika ia menarik pinggulku mendekat. Lalu dengan keras aku menghujamkan penisku sejadi-jadinya dan sreeeeppp .bleesssss  .untuk pertamakalinya aku merasakan sensasi menyetubuhi wanita paruhbaya yang selama ini mengasuhku itu.
aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh   .,  jerit Bu Siska keras sekali sampai menghentikan tusukanku yang baru masuk itu.
uuuffff kenapa bu   aku terhenyak juga.
punya kamu besar sekali, uuuuhhhh ..ibu nggak pernah mengalami dimasuki segede ini sayang ..tapi coba yang pelan sayang, ibu agak nyeri,  katanya masih mendekapku. Sepasang kakinya mengikat pinggulku hingga penisku tertahan didalam.
Kuberikan ia ciuman untuk merangsang nafsunya, bibirku menyedot putting susunya, dan beberapa detik setelah itu jepitannya melonggar. Tangannya malah menuntun pinggulku naik turun secara perlahan. Bu Siska mulai mendesah dan menikmati goyanganku.
Oooouuhhh sayaaaangggg ..ooooouuhhh besarnya aaauuuuff ..tariiiikhh aaaaahh enaaaakkkhhhh  .teeekaaaan lagiiihhh aaaahhhh niiiiikmaaaattttt .uuuuhhhh, yang pelan aja sayaaaaanggg oooouuuffff .enaaaknyaaaahhhh ..ooooooohhhhhh, saayaaaang ..,  tak henti-henti ia memuji kenikmatan dari penis besarku yang kini menggesek dinding-dinding vaginanya. Aku juga sebenarnya tak kalah nikmat. Apa yang selama ini kurasakan dari Rani memang enak juga, tapi sensasi kenikmatandari liang vagina dan tubuh montok Bu Siska memberiku pelajaran berharga bahwa ternyata kepiawaian dan pengalaman lebih mampu menciptakan sensasi kenikmatan yang lebih dahsyat ketimbang besaran liang vagina. Hehehe itu teori baru!
Aku terus menggenjot dengan perlahan dan teratur, Bu Siska membuat suasana romantis dengan memberi ciuman mesra bertubi-tubi, mengulum bibirku dengan sepenuh hati. Matanya yang terpejam semakin mengguratkan warna kecantikan alami seorang ibu. Akupun terlena dengan pesona itu, baru aku sadar bahwa ternyata kecantikan ibu angkatku ini benar-benar luar biasa, bahkan kalau mau jujur, Bu Siska jauh lebih cantik dari kedua anaknya. Rasa nikmat dari pertautan kelamin kami terus menjalari seluruh urat sarafku, memenuhi rongga sanubariku dengan berjuta kenikmatan biologis. Tak terasa waktu berlalu hampir tigapuluh menit. Pelukan kaki dan tangan Bu Siska di pinggangku yang semakin erat dan tiba-tiba itu menunjukkan tanda sesaat lagi ia akan mencapai orgasme.
uuuuuuffff ..sayaang, boleh hhhhhh .ibu hhhh minta diatas   pintanya setengah mendesah. Aku mengerti dan segera menghentikan kocokan penisku di vaginanya.
ooooouuuuhhhh  baaaiiikkkk aaahhhh Bu,
Kali ini aku yang berbaring, Bu Siska langsung mengangkangi pahaku, liang vaginanya yang sudah becek itu menganga tepat diatas kemaluanku yang mengacung-acung seperti tak sabar ingin segera masuk. Punggungku bersandar pada sandaran sofa sehingga dengan mudah mulutku meraih putting susu Bu Siska yang sedang berusaha memasukkan kembali penisku kedalam vaginanya. Saat sedang asik meremas dan menghisap putting susu Bu Siska itulah dengan cekatan ibu menggenggam penisku dan mengarahkannya tepat di bibir kemaluannya dan sreeep bleesss ..
aaaaahhhhh  .nikmatnyaaaaakkkkkhhh .aaahhhh .saaa yaaanggg .ooouuhh..,
mmmmhhhhh  ibuuuu aaaaauuuhhhh enaaaakhhhh ssshhh hh,  jeritku tak kalah seru dengan jeritannya. Bu Siska yang kini asik menaik turunkan pinggulnya untuk meraih kenikmatan dari gesekan relung kelaminnya. Sesekali gerakannya berubah dari turun naik menjadi maju mundur, lebih nikmat lagi saat ia memutar-mutar dengan poros kelaminnya yang terpaut dengan penisku. Alangkah sensualnya ketika aku melirik kearah kelaminku yang terjepit bibir vagina Bu Siska yang ikut keluar masuk dan membelai, vagina itu penuh sesak oleh buah pelirku yang berukuran diatas rata-rata itu.
hooohhh ..saaayannng .kamuhhhh masih aaahhhh lama aauuufff sayaaaang
Iyaaah Buuuhhh, ooohhh kenapaaahhh, aaaahhh, enaaakkkhhh ooohhh,
Ibuuu ooooohhh sudaaahhhhhhh mmmmmhhh ngggaaa .kkkhh..tahaaan, ooohhf yeeessss .ooooohhh punyaaaahh kaaaamuuuhhh mennnntthooookkhhhh .aaauuuhhhh ibuuu ngggaaaaaa .aaaaakkkhhhh tahaaannnnn oohhh ohhh ooohh .ooohhh yyaaa yaaa..u h uuuhhh ..ibuuuu .ngaaa taaaahhhh haaaann..oooooooo ooohhh ..,  lolongnya panjang
sekali seketika itu tiba-tiba Bu Siska menggenjot keras sekali, semakin cepat, dan rupanya ia mengalami orgasme yang begitu dahsyat.
Reeeeeeeemeeeeshhh .suuuuusuuuu .iiiibuuuu sayaaaanngggg..ooouuhhhh, remassh terussshhhh Buudddiiii aaahhhhh ..ennaaakkkhhh iiiibuuuu nggaaaaaa taaaaahaaannn ibu keluuuuuaaaarr..keeeeeeeeelllllluuuuuaaarrr hhhhaa aaahhhhhhh  yesssssshhhhhhh,  jeritan panjang diiringi hempasan keras pangkal pahanya kearah penisku. Aku yang sudah tahu hal itu dari kebiasaanku dengan Rani segera memberikan remasan yang keras pada kedua buah dada Bu Siska. Kira-kira semenit kemudian badannya jatuh menimpaku. Nafasnya tersenggal-senggal, tubuhnya lemas lunglai terkapar sudah. Kelaminku yang masih mengeras mengganjal dalam vaginanya yang banjir.
ooouuhhhh .sayang, kamu belum keluar ya  Maapin ibu ya, Bud. Ibu egois, maklum sudah delapan bulan lebih ibu tidak merasakannya,  Bu Siska mulai berbicara setelah nafasnya agak teratur.
Nggak apa-apa Bu, yang penting ibu puas dulu,  aku menciumnya
Jangan gitu dong, sayang. Beri ibu kesempatan beberapa menit lagi ya  Ibu akan buat kamu puas sebentar lagi,  ia balas mencium mesra.
Kamu kok bisa lama ya, sayang  Ibu nggak nyangka kamu sekuat itu,
Ngga tau deh, Bu, mungkin karena saya suka dan sayang ibu kali ya
ahhh masa  Bisa aja kamu, sayang, benar kamu suka sama ibu  Suka apanya ayo
Suka yang ini,  jawabku singkat sambil menerkam buah dadanya. Mungkin benar karena buah dada ini aku jadi begitu semangat, ukurannya yang besar dan ranum dengan bentuk yang sangat menantang itu membuatku jadi merasa lain saat ini, apalagi dengan  penemuan  bahwa ternyata wajah ibu jauh lebih cantik dari kedua anaknya itu. Atau aku memang punya selera yang lebih pada wanita STW seperti Bu Siska.
Gara-gara sensasi STW itu, tanpa sadar penisku bangkit lagi, berkedut-kedut didalam sana. Ibu rupanya merasakan juga.
Say, bangun lagi tuh .Ibu sudah siap nih, yuk,  ajaknya seraya melepas gigitan vaginanya pada penisku. Cropss aku terhenyak.
Duuuhhh besarnya sayang, pantas tadi punya ibu rasanya hampir robek,  ujarnya sambil menggenggam batang penisku. Ia terus memujinya dan mengocok lembut.
Ayo dong, Bu, nggak tahan nih,  ajakku. Aku berdiri dibelakangnya, maksudku agar Bu Siska menunduk dan aku masuk dari belakang. Rupanya ia mengerti. Kakinya dilebarkan dan tangannya menjangkau sandaran sofa. Bu Siska menunduk dan tampaklah belahan vagina wanita paruhbaya itu menganga ke belakang. Sejenak aku sempatkan untuk menjilatinya, tak tahan dengan pemandangan yang menggoda birahi itu.
aaaduuuhhh sayaaang, ayo dong masukiiin, ntar ibu keluar lagi lho
aku tak menjawab, tapi langsung meraih pinggulnya dengan tangan kanan, tangan kiriku mengarahkan kepala penisku menuju liang vagina yang merah itu dan sreeeeppp .
uuuuhhhh ..kocok yang keras sayang, ibu mau yang keras aaaahhhhhh,
aku menuruti apa maunya, kusodok sekuat tenaga, kutarik hingga hampir lepas, Bu Siska memundurkan pantatnya seperti tak mau melepaskan penisku, tancap lagi terus begitu berulang-ulang sehingga menimbulkan decakan yang cukup keras, plaak..plak plak plak sreeepp .. plaak .sreeep crreeekkk .ada sekitar sepuluh menit kami melakukannya dengan posisi itu sampai ibu bilang lelah berdiri. Kuminta ia duduk santai dan bersandar di sofa lalu dengan segera kukangkangkan kakinya dan segera menusuk keras dalam posisi setengah berdiri. Tanganku sibuk dengan kedua buah dada besar itu. Sesekali aku menunduk agar dapat menjangkau susunya untuk menyedot. Bu Siska mendesis dan mendesah kegirangan. Cairannya semakin membanjir.
Aooooohhhh .yessshhh yeeesss yesss genjooot yaaang kerasshhh saayaaang,
ooouuhhh buuu .iiiibuuuuu .aaauuhhh ennnnaaaakhhhnyaaaahhh ssshhhh, saaa yaaa .hhhhaaaaaahhh haaaammmmpiiirrr ooouuffff   ,
iibuuuu juuuuhhhhhggggaaaaa aaaahhhhh haaampiiirrr saaaaa ..yyyyaaaaangg aaahh yyeeeesss .oooohhhh niiikkkmaaaattttnyyyaaaahhhhh yeeessss..yeeesss,ye eesss,
selama sepuluh menit kemudian akupun mulai tak dapat menahan, sarafku menegang, meluncur ke satu titik di ujung penis, dan
oooooohhhhhhhhh     .,  aku rebah menimpa ibu dan memeluknya, mengujamkan kemaluanku sejadi-jadinya. Mentok didalam sana hingga dasar liang vagina ibu dan berteriaak panjang.
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa    hhhhhhhh       .yeeeee esssshhhhh  .keluuuu aaaarrrrr   buuuuuu ..oooohhhhh yeeeeshhhhh oooooo oooooohhhhhhhhhh,  aku berteriak histeris sambil menyemprotkan banyak sekali cairan sperma kedalam vagina Bu Siska. Ia pun demikian. Kakinya menjebit keras, tangannya menjambak rambutku dengan geras, dan giginya mengatup rapat.
hhhhhhhhhhaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaahhhhhh iiiiibuuuuu juuuu gaaaaaaaahhhhhh keeeellluuuuuaaaarrrr..laaaaggggii ihooooooohhhhhhhh yeeeshhhhhh ..,
Ibu mendekapku erat, aku ambruk keatas tubuh montok ibu angkatku itu. Kami sibuk mengatur nafas masing-masing.
Pelan-pelan kulepaskan penisku yang mulai melemas, Bu Siska masih memejamkan mata, kelelahan rupanya.
Luar biasa sayang!!
Trims Bu, ibu juga luar biasa nikmat .  aku menciumnya, lalu beranjak memunguti pakaian kami yang berserakan, kutumpuk diatas meja tamu ruangan.
Mau kemana sayang
mandi, Bu. Penat,
ibu boleh ikut
Boleh,  aku mengulurkan tangan dan membimbingnya ke kamar mandi.
Kamu tadi benar-benar hebat,  tak habisnya dia memuji.
Pasti kalau sama Rani, bisa lebih dari itu ya   seketika Bu Siska menyebut nama istriku, aku jadi tersadar apa yang aku lakukan tadi.
Bu  Please .jangan sebut nama Rani dulu, saya masih shock,
Eh iya, maaf .. Ibu juga nggak ngerti kenapa kita bisa seperti ini ya  Mungkin ibu yang terlalu sayang sama kamu sehingga ibu lupa kalau kamu adalah suami anak ibu,  katanya meralat sambil memberiku ciuman.
Nggak apa-apa Bu, saya juga tadi salah nggak bisa menahan nafsu, bagaimana kalau Rani tahu hal ini   kami masuk ke bathtube yang sudah terisi air hangat. Sambil berendam dan menyabuni tubuh montok Bu Siska.
ibu mau terus terang sama kamu, Bud. Tapi jangan marah ya  Ibu harap kamu mau memenuhi permintaan ibu ini,  katanya, tangan Bu Siska menggenggam penisku yang menyisakan sedikit ketegangan pasca klimaks tadi. Sementara tanganku asik mempermainkan buahdadanya, bukan menyabuni, tapi meremas-remas. Gemas aku dibuatnya karena bentuk dan ukurannya.
Mana mungkin saya marah sama ibu, ibu kan sudah sedemikian baik sama saya. Apa mungkin saya akan menolak keinginan ibu
Tapi ibu mau ini datang dari hati kamu tanpa paksaan, Bud.
Tentang apa sih, Bu
Tentang kita,
Maksud ibu
Bud  ,  kini ia meraih tubuhku sehingga posisiku jadi mendudukinya, ibu memangku aku yang bersandar di dada bersusu besar itu. Aku menurut saja.
Sejak ibu punya masalah dengan mantan suami, ibu sangat mendambakan kehadiran pria yang benar-benar menyayangi ibu dengan tulus dan ihlas. Beberapa kali sejak mengetahui sumai ibu berselingkuh dengan wanita lain, ibu juga menjajaki kemungkinan untuk mencari pengganti. Tapi apalah mau dikata, tiga orang yang pernah berkenalan dengan ibu tak satupun memenuhi syarat lelaki yang setia,
Aku diam saja tak berani memotong. Takut ibu tersinggung.
Dan semenjak mengetahui kamu dan Rani sudah berhubungan jauh layaknya suami istri, ibu jadi semakin merasakan kebutuhan akan pria. Akhirnya ibu mengamati kehidupan kamu. Ibu mempelajari semua celah kehidupan kalian dan menemukan bahwa kamulah tipe lelaki yang paling sempurna di mata ibu.
Jadi Bu  Apakah ibu akan memisahkan kami   sergahku.
dengar dulu sayang, ibu tak bermaksud sejauh itu, hanya saja, ibu ingin kamu juga membagi kasih sayang itu sama ibu,  ia mempererat pelukannya. Aku masih terdiam tak bereaksi.
ibu juga tak ingin merusak hubungan kalian atau melukai perasaan anak ibu sendiri,
lalu apa yang harus saya lakukan Bu
untuk sementara, sebelum ibu menemukan cara terbaik, kamu mau kan merahasiakan hubungan kita ini dari istrimu
iya Bu, itu pasti, mana mungkin saya bisa mengatakan hal ini pada Rani, bisa bubaran saya .,
itulah sebabnya kenapa ibu mau kamu tinggal di Jakarta menemani ibu, terus terang ibu sangat memerlukan kamu, Bud,
sesaat kemudian kami terdiam, aku memikirkan hal ini. Aku memang sayang pada Rani, ia cinta pertamaku, orang yang membawaku kedalam dunia kedewasaan dan kami sudah bertekat akan menjalani kehidupan rumah tangga setamat Rani kuliah nanti. Tapi aku juga tak mengelak kenyataan bahwa pesona dan kecantikan calon ibu mertuaku ini begitu hebatnya, saat ini aku bahkan tak mau memikirkan hubunganku dengan Rani. Yang ada dalam benakku hanyalah mereguk kenikmatan dari Bu Siska seperti ang barusaja kami lakukan, aku bahkan tak ingin ritual nikmat ini berakhir cepat. Betah sekali rasanya berada dalam pelukan wanita paruhbaya ini. Dan yang terpenting adalah, bagaimana lagi aku harus membalas kebaikan Bu Siska yang telah membawaku kedalam kehidupan seperti saat ini.
Saat aku tersadar dari lamunan, tangan bu Siska telah menggenggam batang penisku yang kembali tegang. Barangku yang satu itu memang cepat sekali bangun, apalagi yang menyentuhnya adalah wanita idamanku ini.
ibu mau lagi   aku menatapnya,
hek eh .,  ia mengangguk senang.
ngga disisain buat Rani
hmmm, ibu tahu kamu mampu sampai enam kali sehari, jadi ibu yakin, sesampai di rumah nanti, pasti kamu main lagi sama istrimu, iya kan
koq ibu tahu sih
kan sering ngintip kamu ama Rani ..,
haah  Jadi  Ibu lihat apa aja
banyak, dari gaya kalian, samapai berapa lama dan berapa kali sehari ,
Gemas juga aku dibuatnya, dengan sekali gerak aku berbalik menghadap ibu dan langsung menyerbu buah dadanya, ibu menjerit, aku tak peduli
aaaampuuun geliii sayaaang, aaauuuhhh  .,
rasain! Ini untuk ulah orang yang suka ngintip,
Kukenyot keras buah dadanya bergiliran, kiri, kanan, kiri, kanan terus begitu, sampai menimbulkan bercak merah cupang mulutku. Bu Siska hanya bisa kelonjotan sambl teriak-teriak.
Kupaksa ibu berdiri membungkuk, lau dengan segera setelah kudapati liang vagina merah itu terkuak, langsung kucoblos dan bleeessss ..aku segera mengocok keras. Bu Siska semakin kelonjotan. Sengaja kubuka kran shower, kami main sambil berdiri ditengah guyuran air. Ahhhh nikmatnya ibu angkatku.
Dan seperti sebelumnya, aku keluar setelah membuatnya orgasme dua kali. Kemudian kami kembali ke ruang kerjanya, setelah mengeringkan badan, dengan mesra aku membantu Bu Siska mengenakan pakaian kerja jas biru tua dan rok bawahan berwarna putih itu. Entah kenapa, ketika hendak membantunya memasang CD, ibu menolak dan langsung membantu memasangkan pakaianku yang tercecer di meja kerjanya.
dasar maniak, lutut ibu rasanya mau patah,  gerutunya dengan wajah lucu.
siapa yang mulai ayo   jawabku sekenanya sambil meremas buah dadanya.
iiihhhh ngeriiii  ,  Ibu menjerit kecil saat tangannya balas menggenggam punyaku.
tahu rasa!!!  aku mengecupnya.
Bu Siska melangkah kedepan cermin lebar dan merias kecil wajahnya disana, kupandangi wanita itu dari belakang. Luar biasa! Tubuh yang kini terbungkus rapi pakaian kerja itu tampak begitu  menghebohkan! , masih kuat bayangan bagaimana sesaat yang lalu aku menggumulinya, menindihnya, menggoyangnya, menusuk-nusukkan penisku dalam vaginanya yang oh my God, luar biasa nikmat! Tak sadar bayangan vulgar dibalik gaun itu kembali mengundang gelak birahiku. Niat nakalku muncul, bagaimana sensasinya kalau sekarang kusetubuhi Bu Siska dengan tanpa melepas penutup tubuhnya itu  Ah rasanya pasti lebih nikmat, dan tanpa penetrasipun vaginanya masih becek oleh dua kali tumpahan spermaku yang menyembur sepuluh menit yang lalu
Buu ..,  panggilku
hmmm   ia menoleh, ah cantik sekali.
Aku mendekat dan memeluknya dari belakang, kutuntun ia berjalan kearah meja kerjanya. Sampai disana ibu masih belum sadar apa yang akan aku perbuat.
apa an sih sayang
aku tak menjawab, sebelah tanganku sudah berhasil melorotkan celana dalamku sampai atas lutut. Dan dengan sekali dorongan lembut, posisi ibu yang membelakangiku menjadi membungkuk dengan tangannya bertumpu pada meja. Dan sebelum ia sempat tersadar dari ulah usil itu, aku sudah dengan secepat kilat menyingkap rok putihnya, dan yessss!!! Cdnya belum ia pasang sehingga aku langsung menempelkan penisku di bibir vagina Bu Siska yang masih saja mengalirkan cairan sperma sisa tadi. Breeesss .creeepppp ..
aaaooooooowww  Budiiiiiii .aaaaahhhhhhhhhh,  jeritnya histeris saat tanpa memberinya kesempatan aku langsung menggenjot maju mundur.
oooouuuufff .aaahhhh ahhhhh ..ahhhh aahhhh, kkaaamuuu naaakaallll  .oohh yessss .mmmmmmm .aaahhhhh ..aaammmpuuunnnn tuhaaannn .. Buuuudiiiii aahhh ibuu nggaaakkk aaaaahhhh ngggaaak kuuuuaaaattt ..laaagiiiiiihhhhh  ,  Bu Siska terus menjerit, tapi tak mampu menolak goyangan pinggulku yang menghempas di permukaan pantatnya yang semok itu. Tanganku kedepan dadanya, meraih buah dada yang kini masih terlapis pakaian dan BH itu.
Ibu cantik sekali dengan baju dan rok kerja ini, saya jadi terangsang lagi, nikmati saja bu,  aku memberikannya sejenak jeda untuk mengatur nafas.
oohh uuuufff awas kalau nanti Rani sudah tak lagi di rumah, kamu harus melakukannya dengan ibu enam kali sehari juga,
telapak tanganku menyusup lewat celah Bhnya, meremas disitu dan bergoyang maju mundur lagi. Kali ini dengan tenaga yang lebih kuat lagi sehingga bunyi keciplak pertemuan pangkal pahaku dan daerah sekitar vagina itu semakin terdengar nyaring.
oooohhh .ssshhhh yeeessshhh mmmmhhh  enakhhh sayaaangg teruuussss oooh hhhh .ssshhhh ..genjot yang keras sayang oooohhh ibu mau sampai saaaayyaaangggg ..uuu uuuuuhhh .mmmmmm aaahhhh ..setubuhi ibu dengan kerasshhh sayaanggg ooohhh nikmaat nyaaaahhh .oooohhh yessss yessss yessss yesss ..genjot sayang ayo teruuussss awas jangan lepaskan punyamu sayaaaaaaaaaaaangggg aaaaaahhhhh .ibuuuu hammmmpiiiiirrrr .,  vaginanya terasa menjepit nikmat hingga beberap menit kemudian terasa rahimnya menyembur.
oooooooohhhhhhhh  .yeeeeessss ibuuuu keluuuaaarrrrrrrrr aaaahhhhhhhhh, aaahhhh aahhh keluuuaaarrrr .ooohhhh  ,
aku tak ingin berlama-lama lagi dan dengan penuh semangat aku berkonsentrasi agar secepatnya juga orgasme.
sayaaaa juga buuu oooohhh saya jugaaa aaahhhh aaaahhhh ..aaaaaaaaaaaaahhhhh,  akhirnya beberapa kali semprotan yang keras dalam liang rahim Bu Siska mengahiri pertahananku. Kupeluk Bu Siska dan menuntunnya ke sofa. Crooopp ..lepas sudah penisku dari liang nikmat ibu angkatku itu, aku terduduk, Bu Siska mengambil CD yang tadi ia kantongi.
kan ada tissue Bu
nggak sayang, ibu mau simpan bekas spermamu di CD ibu ini, supaya kamu nggak bisa lupa sama ibu, hihihi ..,
ibu bisa aja,  aku menciumnya. Ibu membalas dan kami berdekapan lama sekali.

0 komentar:

Posting Komentar

        BONUS NEW MEMBER..
100% HANYA DI METALBET.NET

Daftar Isi

 
Copyright © 2011. Agen Judi Bola Online Terpercaya . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design by Herdiansyah . Published by Borneo Templates